Rabu, 23 Oktober 2019

Bimbel Kudus WA 0877 2900 3020

Diposting oleh Sania Rosyida di 20.06 0 komentar

Prestasi anak menurun?
Butuh tambahan belajar?
Bingung cari bimbel yang pas buat anak anda?
Kami hadir memberi solusi
"BIMBEL AS-SIRAJ KUDUS"
Segera daftarkan anak anda
CP: 087729003020



Minggu, 25 Maret 2018

siapakah Muhammad Syafe'i?

Diposting oleh Sania Rosyida di 21.03 0 komentar

MOHAMMAD SYAFEI SEBAGAI TOKOH PEMIKIR PENDIDIKAN

A.      Biografi Mohammad Syafe’i
Mohammad Syafei adalah seorang berdarah Minang yang dilahirkan di Kalimantan Barat. Ia dilahirkan tepatnya didaerah Natan tahun 1895. Ayahnya bernama Mara Sutan dan Ibunya Khadijah (Sukardjo,2013:100). Syafe’I berhasil menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat pada tahun 1908. Kemudian ia pun meneruskan pendidikannya ke Sekolah Raja (Sekolah Guru) dan lulus pada tahun 1914.  Perjalanan hidup mengharuskan dirinya hijrah ke Jakarta dan menjadi guru pada sekolah Kartini selama 6 tahun (Sukardjo,2013:101).
Disela-sela menyelesaikan pendidikannya, Syafei menyempatkan diri juga untuk belajar menggambar. Tahun 1916 menempuh ujian untuk menjadi guru gambar pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan lulus dengan hasil yang memuaskan. Syafei merupakan anak Indonesia yang pertama yang mendapatkan ijazah tersebut, dan bahkan saat menyerahkan hasil ujian, juru bicara penguji berkata: ”Hasil pekerjaan ini sangat baik, seandainya tuan adalah orang Belanda tuan akan mendapatkan nilai 9 atau 10 tetapi karena tuan bangsa pribumi kami berikan nilai 8 untuk tuan” (Teaguh Triwiyanto, Jurnal IPI). Ia juga aktif dalam Pergerakan Budi Utomo serta membantu Pergerakan Wanita Putri Merdeka.
Pada tanggal 31 Mei 1922 Mohammad Syafei berangkat ke negeri Belanda untk menempuh Pensisikan atas bianyanya sendiri. Beliau belajar selama tiga tahun dan memperdalam Ilmu music, menggabbar, pekerjaan tangan, sandiwara, termasuk memperdalam pendidikan dan keguruan. Pada tahun 1925, beliau kembali ke Indonesia untuk mengabdikan Ilmu pengetahuannya dengan mengelola sebuah sekolah yang kemudian dikenal sekolah INS sebuah lembaga pendidikan yang merupakan akronim dari Indonesische Nederlandsche School. Cikal bakal sekolah ini adalah milik jawatan kereta api yang dipimpin oleh ayahnya yang pada tanggal 31 Oktober 1926 diserahkan kepada M. Syafei untuk dikelola.  Akibat kemampuan Syafei mengelola sekolah ini kemudian sekolah ini tersohor dengan nama Ruang Pendidikan Indonesische Nederlandsche School (RP INS) Kayutanam. Tujuan utama Syafei mendirikan INS adalah untuk mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Dengan berdirinya sekolah ini, berarti ia menentang sekolah-sekolah Hindia-Belanda yang hanya menyiapkan anak-anak untuk menjadi pegawai-pegawai mereka saja (Sukardjo,2013:101).

B.       Pemikiran Mohammad Syafe’i
Kajian mengenai ilmu pendidikan saat itu sedang mekar-mekarnya pandangan progresivisme ke arah pragmatisme, yang percaya bahwa tujuan jangka panjang pendidikan yaitu untuk melestarikan dan memperbaiki tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar anak didik sebagaimana caranya menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupannya sendiri secara efektif. Pandangan progresivisme dan pragmatisme sering diidentifikasikan sebagai aliran liberalisme pendidikan. O’neil (2002:109) menyatakan liberalisme pendidikan ini berbeda-beda dalam hal intensitasnya, dari yang relatif lunak, yaitu liberalisme metodis yang diajukan oleh teoritisi seperti Maria Montessori, ke liberalisme direktif (liberalisme yang bersifat mengarahkan) yang barangkali paling sarat dengan muatan filosofi John Dewey hingga ke liberalisme nondirektif, atau liberalisme faire (liberalisme tanpa pengarahan) yang merupakan sudut pandang A.S. Neill atau Carl Rogers. Situasi historis, struktural, dan biografis seperti di atas Muhammad Syafei menjalani hari-hari mengkaji ilmu dan bergulat dengan alam pikirannya sendiri. Pada saatnya nanti, pemikiran dan praksis pendidikannya masih sangat sesuai dengan kondisi kekiniaan Indonesia. Masa pergerakan yang menjadi semangat zaman Syafei tidak kehilangan momentum pada saat ini, pemikiran mengenai penumpuhan budi pekerti anak didik hampir selalu menjadi cita-cita dan pemantik diskursus pendidikan. Kertas kerja ini berusaha memposisikan Syafei sebagai salah satu tonggak yang menancap kuat dan dalam pada alam pikir pendidikan Indonesia – pengusung kredo manusia merdeka berpikir dan menolak manusia priyayi elit – memberikan pandu bagaimana anak didik memperoleh pengetahuan bermanfaat. Anak didik yang berdiri dengan kepala tegak dengan inovasi dan kreativitas –otak, tangan, dan hati (jiwa) yang sepenuh-penuhnya berkembang – bukan manusia priyayi elit yang sebenarnya hanya menghamba ke tuannya saja, tidak merdeka (Teaguh Triwiyanto, Jurnal IPI).
Cara-cara yang digunakan Syafei mirip dengan perkembangan teori pendidikan saat ini, praktik pendidikan yang diterapkan dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan  kemampuan anak didik. Untuk melakukan pengembangan budi pekerti, manusia merdeka berpikir, Syafei merumuskan kurikulum INS Kayutanam ke dalam tiga bidang pengajaran, yaitu akademik (otak), kreatifitas (tangan) dan akhlak mulia (hati). Bidang akademis, anak didik dibekali pengetahuan umum layaknya sekolah biasa, meski lebih ditekankan pada penguasaan materi dan aplikasi di lapangan. Sementara itu, bidang kreatifitas dibagi lagi menjadi beberapa subbidang ketrampilan seperti pertukangan, keramik, kriya, seni ukir, seni lukis, sanggar musik, teater, sastra, dan beberapa ketrampilan lainnya. Sedangkan hal-hal yang menyangkut kecerdasan spiritual, diramu dan diaplikasikan dalam bidang akhlak mulia (Teaguh Triwiyanto, Jurnal IPI).
Untuk mengetahui lebih dalam terkait dengan ruang pendidikan RP INS Kayutanam, berikut akan disampaikan beberapa landasan, asas, tujuan dari pendidikan RP INS Kayutanam bagi Penyelenggaraan Pendidikan (Sukardjo,2013:103-107).
1.      Landasan Penyusunan Kurikulum RP INS Kayutanam
a.       Landasan Ideal
Pancasila yang merupakan sumber hukum dan digali dari kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tanah air Indonesia.
b.      Landasan Konstitusional
Sebagaimana tujuan dari landasan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam RP INS Kayutanam ada dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
c.       Landasan Operasional
Landasan Operasional sudah tertuang dalam GBHN yang merupakan rintisan dari RP INS Kayutanam yang direalisasikan dalam bentuk Sisdiknas, yakni membentuk watak bangsa Indonesia seutuhnya.
d.      Kurikulum
Dalam kurikulum yang dikembangkan oleh RP INS Mohammad Syafei , yakni kurikulum pendidikan dasar yang tahun awalnya berupa pendidikan pra-sekolah. Dari segi tujuan operasional pendidikan kurikulumnya terdiri dari pendidikan umum dan kejuruan yang berpusat pada pekerjaan tangan.
2.      Asas Pendidikan INS Kayutanam
a.       Berpikir logis dan rasional
b.      Keaktifan atau kegiatan
c.       Pendidikan masyarakat
d.      Memperhatikan pembawaan anak
e.       Menentang intelektualisme
3.      Tujuan Pendidikan INS Kayutanam
a.       Mendidik rakyat kearah kemerdekaan
b.      Member pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
c.       Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
d.      Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab
e.       Mengusahakan kemandirian dalam pembiayaan.
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Adapun model sekolah yang di kembangkan oleh Mohammad Syafei di Pendidikan INS diatur sebagai berikut (Sukardjo,2013:108).
1.      Sekolah itu bebrbentuk asrama, anak-anak hidup bersama-sama melalui bekerja nyata atau belajar melalui bekerja.
2.      Belajarnya diatur, sebagian belajar teori dan sebagiannya lagi belajar praktik.
3.      Ada bermacam-macam perlengkapan belajar (Tanah dan alat bercocok tanam, alat-alat tukang kayu, menganyam, mengolah karet, perlengkapan tukang besi, lapangan olahraga, dsb.)
Di samping bekerja, anak-anak juga berupaya mencari uang sendiri dengan cara menjual barang-barang hasil karya sendiri, berkoperasi, dan mengadakan pentas seni keliling. Dengan cara ini mereka dapat menghidupi diri sendiri, yang secara tidak langsung menghidupi sekaligus membiayai organisasi.

C.      Referensi
Sukardjo,M. 2013. Landasan Pendidikan Konsep dan AplikasinyaI. Jakarta: PT  RAJAGRAFINDO PERSADA.
Triwiyanto, Teguh. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Kamis, 11 Mei 2017

sumber hukum yang kedua

Diposting oleh Sania Rosyida di 22.07 0 komentar
HADITS-HADITS TENTANG PENDIDIKAN

1.        Hadits Nabi Muhammad saw sebagai sumber utama pendidikan
Hadits Fi’liyyahsebagai sumber utama pendidikan dalam masalah Ibadah:
عَنْ مَالِكِ بْنِ الْجُوا َيْرِثِ قَالَ: قَالَرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى. ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
Artinya: “dari Malik bin Al-Juwairis berkata, “Rosulullah SAW bersabda: “Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. (HR.Bukhari)
2.        Metode Pemahaman Hadits-Hadits pendidikan
Contoh hadits yang menggunakan metode Maudlu’i: dari Abdullah bin Umar, Nabi SAW bersabda:
مَنْ جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة. قال أبو بكر يا رسول الله إن أحد شقي إزاري يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم لست  ممن يصنعه خيلاء.( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
Artinya: “Barang siapa berpakaian panjang hingga menyapu tanah karena kesombongannya, Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: Wahai Rosulullah salah satu bagian kainku berjuntai, hanya saja saya sudah terbiasa dengan hal itu. Nabi SAW bersabda: Engkau termasuk orang yang melakukannya karena kesombongan.” (HR.Bukhari).
3.        Pengertian Dan Hakekat Pendidikan
Hadits tentang konsep Pendidikan Karakter :
قَالَ أُسَامَة بن زيد رضي اللهُ عنهما سَمِعْتُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِا لْعَالِمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُلْقِى فِى النَّارِ فَتَنْدَلِقَ أَقْتَابُهُ فَيَدُورُ بِهَا كَمَا يَدُوْرُ الْحِمَارُ بِالرِّحَى فَيُطِيْفُ بِهِ أَهْلُ النَّارِ فَيَقُولُونَ مَالكَ؟ فَيَقُولُ كُنْتُ امُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا اتِيْهِ وَانْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَأتِيْهِ..(متفق عليه)
Artinya: “Usamah bin Zaid ra. berkata : saya mendengar Rosulullah SAW., bersabda: akan dihadapkan orang yang berilmu pada hari kiamat, lalu keluarlah semua isi perutnya, lalu ia berputar-putar mengelilingi tempat tambatannya. Lalu penghuni neraka disuruh mengelilinginya seraya bertanya: Apakah yang menimpamu? Dia menjawab: Saya pernah menyuruh orang pada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak mengerjakannya, dan saya mencegah orang dari kejahatan tetapi saya sendiri yang mengerjakannya”. (Muttafaq ‘Alaih)
4.        Manusia Dan Potensi Pendidikan
Hadits tentang fitrah Manusia:
كل ﻣﻮﻟﻮﺩﻋﻠﻲ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ  ﺑﻮﺍﻩﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ  ﺍﻭ ﻳﻨﺼﺮﺍﻧﻪﺍﻭ ﻳﻤﺠﺴﺎ ﻧﻪ . ( ﺭﻭﺍﻩﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )          
Artinya:  “Setiap  bayi  yang  dilahirkan  itu  di  atas  suci  (fitrah), kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani atau majusi” (H.R Bukhari)
5.        Kewajiban Belajar Mengajar
Hadits tentang balasan yang diberikan oleh Allah SWTterhadap orang yang menuntut ilmu:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ, مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ طَرِيقًا اِلَى الْجَنَّةِ. (رواه مسلم والترمذى واحمد وبيهقي)
Artinya: “Abu Hurairoh meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda, : Siapa yang menempuh jalan menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga”. (HR.Muslim, Turmudzi, Ahmad dan Baihaqi).
6.        Tujuan Pendidikan
Hadits tentang Tujuan Pendidikan yaitu untuk kebahagiaan Dunia dan Akhirat:
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ. ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ومسلم )
Artinya: “Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka ia harus memiliki ilmunya, dan barang siapa menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka ia harus memiliki ilmunya dan siapa yang ingin memiliki kedua-duanya, ia harus memiliki ilmunya”.(HR.Bukhari Muslim)
7.        Subyek Pendidikan : Pendidik dan Peserta Didik
Hadits tentang Karakter seorang Pendidik haruslah Bersikap Adil:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ أَنْ أَبَاهُ أَتَى بِهِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَا لَ إِنِّي هَذَا غُلَامًا فَقَا لَ أَكُلَّ وَلَدِ كَ نَحَلْتَ مِثْلَهُ قَالَ لَا قَالَ فَارْجِعْهُ.(متفق عليه)
Artinya: “Dari Nu'am bin Basyir r.a. bahwa ayahnya datang membawanya kepada Rasulullah SAW dan berkata:"Sesungguhnya saya telah memberikan seorang budak (pembantu) kepada anakku ini". Maka Rasulullah SAW bertanya:"Apakah semua anakmu kamu beri budak seperti ini?"Ayah menjawab:"Tidak".Rasulullah SAW lantas bersabda: "Tariklah kembali pemberianmu itu". (HR. MuttafaqAlaih).
8.        Lingkungan Pendidikan: Keluarga,Sekolah,Dan Masyarakat
Hadits tentang Pengaruh Pergaulan terhadap Pendidikan Anak:
وَعَنْ أَبِى مُوسَىرﻀﻲ  ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : اَنَّ النَّبِيَّ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢﻗﺎﻝ: مَثَلَ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ السُّوْءِ, كَحَامِلِ الْمِسْكِ, وَنَافِخِ الْكِيْرِ, فَحَامِلِ الْمِسْكِ إِمَّا أنْ يُحْذِيَكَ, وَاِمَّا أنْ تَبْتَأعَ مِنْهُ, وَاِمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً. وَنَافِحُ الْكِيْرِ إِمَّا أنْ يُحْرِقَ ثِيَا بَكَ, وَاِمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا خَبِيشَةً. (رواه البخاري)
Artinya: Abu Musa r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: “Perumpamaan kawan yang baik dan yang jelek, bagaikan pembawa misik (kasturi) dengan peniup api tukang besi, maka yang membawa misik adakalanya memberi tahumu atau anda membeli padanya, atau mendapat bau harum dari padanya. Adapun peniup api tukang besi, jika tidak membakar bajumu atau anda mendapat bau yang busuk dari padanya. (HR.Bukhari).
9.        Materi Pendidikan
Hadits tentang materi pendidikan yaitu Fikih:
وعن ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺭﺿﻲﷲ ﻋﻨﻪ  قال: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ  ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ : ( مَنْيُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًأ يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ ). متفق عليه  
Artinya:  Dari  Mu'awiyah  ra  katanya:  "Rasulullah  saw  bersabda: "Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan, maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." (Muttafaq 'alaih).
10.    Metode Pendidikan
Hadits tentang Metode Mendidik yaitu dengan membuat mudah, gembira dan kompak:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكِ عَنِ ألنَّبِيَّ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ قَالَ يَسِّرُوا وَبَشِرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا (اخرجه البخاري في كتاب العلم)
Artinya: “Dari Anas bin Malik dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Mudahkanlah dan jangan dipersulit dan berilah kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari”. (HR.Bukhari Fi Kitab Al-Ilmi)
11.    Alat/Media Pendidikan
Hadits tentang Tulisan sebagai Media Pendidikan:
عَمْرُو بْنَ مَيْمُونِ الأَودِيَّ قَالَ كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلَاءِ الكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ المُعَلِّمُ الْغِلْمَانَ الكِتَابَةَ وَيَقُولُ إِنَّ الرَّسُولَ ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ الصَّلَاةِ اللهم إِنَّي أَعُوذبِكَ مِنَ الجُبْنِ وَأَعُوذبِكَ أَنْ أَرَدَّ اِلَى اَرْذَلِ العُمرِ وَأَعُوذبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَأ وَأَعُوذبِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ. (اخرجه البخارى والترمذي)
Artinya: “Dari Amr bin Maimun al-Audiy berkat Sa’ad mengajarkan beberapa kalimat do’a sebagaimana seorang guru mengajarkan tulisan kepada anak-anak dn di berkata bahwa Rosulullah SAW selalu memohon perlindungan dari beberapa kalimat itu setiap selesai sholat, yaitu Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada Engkau dari rasa takut, dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari dikembalikan ke serendah-rendahnya usia (pikun) dan aku mohon kepada Engkau dari siksa kubur.” (HR.Bukhari dan Turmudzi).
12.    Evaluasi Pendidikan
Hadits tentang Evaluasi dapat dilakukan dengan cara bertanya lansung kepada Rosulullah SAW:
حدثنا قتيبة, حدثنا اسماعيل بن جعفر, عن عبد الله بن دينار, عن ابن عمر قال:ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ  ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ, " ان من شجر شجرة لا يسقط ورقها, وانها مثل المسلم, فحدثونى ما هى؟ فوقع النلس في شجرة اليوادى, قال: عبد الله ووقع فى نفسى أنها النخلة, فاستحييت. ثم قلوا," حدثنا ما هى يا ﺭﺳﻮﻝ  ﷲ" قال, " هى النخلة". (رواه البخاري)
Artinya : “menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada kami Ismail ibn Ja’far, dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia berkata, Rasulullah SAW Bersabda, “ Sesungguhnya diantara pepohonan ada satu pohon yang daunnya tidak jatuh ke tanah (secara berguguran). Pohon itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah kepadaku pohon apaitu? “orang­orang mengatakan pohon itu terdapat di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “dalam benakku terbetik pikiran  bahwa  yang dimaksud adalah pohon kurma.  Akan  tetapi  aku  malu menjawabnya. “Orang­orang barkata: “beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah?  Beliau menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari).
13.    Manajemen Pendidikan
Hadits tentang Prinsip yang digunakkan dalamManajemen Pendidikan Islam:
ﺣﺪﺛﻨﺎ   ﺳﻨﺎﻥ   ﺑﻦ  ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻓﻠﻴﺢ ﺑﻦ  ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻫﻼﻝ ﺑﻦ ﻋﻠﻲﻋﻦ  ﻋﻄﺎء  ﻋﻦ  ﻳﺴﺎﺭ ﻋﻦ  ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ  رﻀﻲ  ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ  ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ :  ﺇﺫﺍ  ﺿﻴﻌﺖ ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ ﻓﺎﻧﺘﻈﺮ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ. ﻗﺎﻝ  :   ﻛﻴﻒ ﺇﺿﺎﻋﺘﻬﺎﻳﺎﺭﺳﻮﻝ  ﷲ ؟ ﻗﺎﻝ: ﺇﺫﺍ ﺃﺳﻨﺪ ﺍﻷﻣﺮ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺃﻫﻠﻪ  ﻓﺎﻧﺘﻈﺮ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ.(رواه البخاري)
Artinya : Apabila suatu suatu amanah disiasiakan, maka tunggulah saa-saatkehancuran. (Abu Hurairah) bertanya: Bagaimana meletakan amanah itu ya Rasulallah ? Beliau menjawab “ Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.”(HR.Bukhari)  
14.    Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan
Hadits tentang Sifat Pemimpin yang berwibawa:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ  (رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya (diminta pertanggungjawaban) terhadap apa yang dipimpinnya.”(H.R. Bukhori Muslim).


Sabtu, 06 Mei 2017

Pendidikan Islam

Diposting oleh Sania Rosyida di 08.22 0 komentar



Hubungan Islam dengan Pendidikan




Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Selanjutnya kata salima kemudian diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.[1] Kata Islam juga dapat diambil dari kata as-silm dan as-salm berarti perdamaian dan kemanan. Sedangkan secara terminologi disepkati oleh para ulama’ bahwa Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir dan sempurna dalam al-Qur’an yang suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa islam adalah suatu agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rosul-rosul-Nya, yang berisi aturan-aturan dan norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan semesta.[2]
Adapun istilah pendidikan berasal dari kata “didik” dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, yang mengandung arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.[3] Sedangkan secara terminologi, pendidikan menurut Syed Muhammad al-Nuquib al-Attas adalah suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia.[4]
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam. Sebagaiman yang tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran para ulama’ dan dalam praktek sejarah ummat Islam.[5]
Ajaran Islam sebagaimana dijumpaidalam Al-Qur’an dan Haditstelah meletakkan dasar-dasar yang khas tentang berbagai aspek kehidupan, terutama masalah pendidikan.Lalu, seperti bagaimanakah hubungan antara Islam dengan masalah seputar Pendidikan?. Menurut pengetahuan saya hubungan Islam dengan Pendidikan sangat erat karena saat Islam ingin memberikan suatu solusi terhadap berbagai masalah dalam kehidupan manusia biasanya melalui jalur pendidikan.
Pembicaraan seputar Islam dan pendidikan tetap menarik, terutama dalam kaitannya dengan upaya membangun sumber daya manusia Muslim. Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang diyakini mutlak kebenarannya akan memberikan arah dan landasan etis serta moral pendidikan. Dalam kaitan ini Malik Fadjar mengatakan bahwa hubungan antara Islam dengan pendidikan bagaikan dua sisi sekeping mata uang. Artinya, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan filosofis yang sangat mendasar, baik secara ontologis, epistimologis maupun aksiologi.[6]

Referensi:
Nafis, Muhammad Muntahibun. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
Nata, Abudin. 2013. Metodologi Studi Islam. Depok: PT Raja Grafindo Persada.
Nata, Abudin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta Timur: Prenada Media.
Yusuf, Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi. Bandung: CV Pustaka Setia.




[1]Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, PT Raja Grafindo Persada, Depok, 2013, hlm.62.
[2]Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, CV Pustaka Setia, Bandung, 2003, hlm. 32.
[3]Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit TERAS, Yogyakarta, 2011, hlm.1.
[4]Ibid, hlm.21.
[5]Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Prenada Media, Jakarta Timur, 2003, hlm.161.
[6]Ibid, hlm.178.
 

Semoga Bermanfaat Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting