Rabu, 23 Oktober 2019
Minggu, 25 Maret 2018
siapakah Muhammad Syafe'i?
MOHAMMAD
SYAFEI SEBAGAI TOKOH PEMIKIR PENDIDIKAN
A.
Biografi Mohammad Syafe’i
Mohammad Syafei adalah seorang berdarah Minang yang dilahirkan di
Kalimantan Barat. Ia dilahirkan tepatnya didaerah Natan tahun 1895. Ayahnya
bernama Mara Sutan dan Ibunya Khadijah (Sukardjo,2013:100). Syafe’I
berhasil menamatkan pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat pada tahun 1908.
Kemudian ia pun meneruskan pendidikannya ke Sekolah Raja (Sekolah Guru) dan
lulus pada tahun 1914. Perjalanan hidup
mengharuskan dirinya hijrah ke Jakarta dan menjadi guru pada sekolah Kartini
selama 6 tahun (Sukardjo,2013:101).
Disela-sela
menyelesaikan pendidikannya, Syafei menyempatkan diri juga untuk belajar
menggambar. Tahun 1916 menempuh ujian untuk menjadi guru gambar pada sekolah
lanjutan tingkat pertama dan lulus dengan hasil yang memuaskan. Syafei
merupakan anak Indonesia yang pertama yang mendapatkan ijazah tersebut, dan
bahkan saat menyerahkan hasil ujian, juru bicara penguji berkata: ”Hasil
pekerjaan ini sangat baik, seandainya tuan adalah orang Belanda tuan akan
mendapatkan nilai 9 atau 10 tetapi karena tuan bangsa pribumi kami berikan
nilai 8 untuk tuan” (Teaguh Triwiyanto, Jurnal IPI). Ia juga aktif dalam
Pergerakan Budi Utomo serta membantu Pergerakan Wanita Putri Merdeka.
Pada
tanggal 31 Mei 1922 Mohammad Syafei berangkat ke negeri Belanda untk menempuh
Pensisikan atas bianyanya sendiri. Beliau belajar selama tiga tahun dan
memperdalam Ilmu music, menggabbar, pekerjaan tangan, sandiwara, termasuk
memperdalam pendidikan dan keguruan. Pada tahun 1925, beliau kembali ke
Indonesia untuk mengabdikan Ilmu pengetahuannya dengan mengelola sebuah sekolah
yang kemudian dikenal sekolah INS sebuah lembaga pendidikan yang merupakan
akronim dari Indonesische Nederlandsche School. Cikal
bakal sekolah ini adalah milik jawatan kereta api yang dipimpin oleh ayahnya
yang pada tanggal 31 Oktober 1926 diserahkan kepada M. Syafei untuk dikelola. Akibat kemampuan Syafei mengelola sekolah ini kemudian
sekolah ini tersohor dengan nama Ruang Pendidikan Indonesische Nederlandsche
School (RP INS) Kayutanam. Tujuan utama Syafei mendirikan INS adalah
untuk mendidik anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan
jiwa yang merdeka. Dengan berdirinya sekolah ini, berarti ia menentang
sekolah-sekolah Hindia-Belanda yang hanya menyiapkan anak-anak untuk menjadi
pegawai-pegawai mereka saja (Sukardjo,2013:101).
B.
Pemikiran Mohammad Syafe’i
Kajian mengenai ilmu pendidikan saat itu
sedang mekar-mekarnya pandangan progresivisme ke arah pragmatisme, yang percaya
bahwa tujuan jangka panjang pendidikan yaitu untuk melestarikan dan memperbaiki
tatanan sosial yang ada dengan cara mengajar anak didik sebagaimana caranya
menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupannya sendiri secara efektif.
Pandangan progresivisme dan pragmatisme sering diidentifikasikan sebagai aliran
liberalisme pendidikan. O’neil (2002:109) menyatakan liberalisme pendidikan ini
berbeda-beda dalam hal intensitasnya, dari yang relatif lunak, yaitu liberalisme
metodis yang diajukan oleh teoritisi seperti Maria Montessori, ke liberalisme
direktif (liberalisme yang bersifat mengarahkan) yang barangkali paling
sarat dengan muatan filosofi John Dewey hingga ke liberalisme nondirektif,
atau liberalisme faire (liberalisme tanpa pengarahan) yang merupakan
sudut pandang A.S. Neill atau Carl Rogers. Situasi historis, struktural,
dan biografis seperti di atas Muhammad Syafei menjalani hari-hari
mengkaji ilmu dan bergulat dengan alam pikirannya sendiri. Pada saatnya nanti,
pemikiran dan praksis pendidikannya masih sangat sesuai dengan kondisi
kekiniaan Indonesia. Masa pergerakan yang menjadi semangat zaman Syafei tidak
kehilangan momentum pada saat ini, pemikiran mengenai penumpuhan budi pekerti
anak didik hampir selalu menjadi cita-cita dan pemantik diskursus pendidikan.
Kertas kerja ini berusaha memposisikan Syafei sebagai salah satu tonggak yang
menancap kuat dan dalam pada alam pikir pendidikan Indonesia – pengusung kredo
manusia merdeka berpikir dan menolak manusia priyayi elit – memberikan pandu bagaimana
anak didik memperoleh pengetahuan bermanfaat. Anak didik yang berdiri dengan
kepala tegak dengan inovasi dan kreativitas –otak, tangan, dan hati (jiwa) yang
sepenuh-penuhnya berkembang – bukan manusia priyayi elit yang sebenarnya hanya
menghamba ke tuannya saja, tidak merdeka (Teaguh Triwiyanto, Jurnal IPI).
Cara-cara
yang digunakan Syafei mirip dengan perkembangan teori pendidikan saat ini,
praktik pendidikan yang diterapkan dalam pembelajaran untuk mengoptimalkan kemampuan anak didik. Untuk melakukan
pengembangan budi pekerti, manusia merdeka berpikir, Syafei merumuskan
kurikulum INS Kayutanam ke dalam tiga bidang pengajaran, yaitu akademik (otak),
kreatifitas (tangan) dan akhlak mulia (hati). Bidang akademis, anak didik
dibekali pengetahuan umum layaknya sekolah biasa, meski lebih ditekankan pada
penguasaan materi dan aplikasi di lapangan. Sementara itu, bidang kreatifitas
dibagi lagi menjadi beberapa subbidang ketrampilan seperti pertukangan,
keramik, kriya, seni ukir, seni lukis, sanggar musik, teater, sastra, dan
beberapa ketrampilan lainnya. Sedangkan hal-hal yang menyangkut kecerdasan
spiritual, diramu dan diaplikasikan dalam bidang akhlak mulia (Teaguh
Triwiyanto, Jurnal IPI).
Untuk
mengetahui lebih dalam terkait dengan ruang pendidikan RP INS Kayutanam,
berikut akan disampaikan beberapa landasan, asas, tujuan dari pendidikan RP INS
Kayutanam bagi Penyelenggaraan Pendidikan (Sukardjo,2013:103-107).
1.
Landasan Penyusunan Kurikulum RP INS Kayutanam
a.
Landasan Ideal
Pancasila
yang merupakan sumber hukum dan digali dari kebudayaan-kebudayaan yang tumbuh
dan berkembang di tanah air Indonesia.
b.
Landasan
Konstitusional
Sebagaimana tujuan dari
landasan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam RP INS Kayutanam ada dalam
pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
c.
Landasan
Operasional
Landasan Operasional
sudah tertuang dalam GBHN yang merupakan rintisan dari RP INS Kayutanam yang
direalisasikan dalam bentuk Sisdiknas, yakni membentuk watak bangsa Indonesia
seutuhnya.
d.
Kurikulum
Dalam kurikulum yang
dikembangkan oleh RP INS Mohammad Syafei , yakni kurikulum pendidikan dasar
yang tahun awalnya berupa pendidikan pra-sekolah. Dari segi tujuan operasional
pendidikan kurikulumnya terdiri dari pendidikan umum dan kejuruan yang berpusat
pada pekerjaan tangan.
2.
Asas Pendidikan INS Kayutanam
a.
Berpikir logis dan rasional
b.
Keaktifan atau kegiatan
c.
Pendidikan masyarakat
d.
Memperhatikan pembawaan anak
e.
Menentang intelektualisme
3.
Tujuan Pendidikan INS Kayutanam
a.
Mendidik rakyat kearah kemerdekaan
b.
Member pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
c.
Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
d.
Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung
jawab
e.
Mengusahakan kemandirian dalam pembiayaan.
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,
seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan
sebagainya.
Adapun model sekolah yang di kembangkan oleh Mohammad Syafei di
Pendidikan INS diatur sebagai berikut (Sukardjo,2013:108).
1.
Sekolah itu bebrbentuk asrama, anak-anak hidup bersama-sama melalui
bekerja nyata atau belajar melalui bekerja.
2.
Belajarnya diatur, sebagian belajar teori dan sebagiannya lagi
belajar praktik.
3.
Ada bermacam-macam perlengkapan belajar (Tanah dan alat bercocok
tanam, alat-alat tukang kayu, menganyam, mengolah karet, perlengkapan tukang
besi, lapangan olahraga, dsb.)
Di
samping bekerja, anak-anak juga berupaya mencari uang sendiri dengan cara
menjual barang-barang hasil karya sendiri, berkoperasi, dan mengadakan pentas
seni keliling. Dengan cara ini mereka dapat menghidupi diri sendiri, yang
secara tidak langsung menghidupi sekaligus membiayai organisasi.
C.
Referensi
Sukardjo,M. 2013. Landasan Pendidikan Konsep dan AplikasinyaI. Jakarta:
PT RAJAGRAFINDO PERSADA.
Triwiyanto, Teguh.
Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Malang Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan.
Kamis, 11 Mei 2017
sumber hukum yang kedua
HADITS-HADITS
TENTANG PENDIDIKAN
1.
Hadits Nabi Muhammad saw sebagai sumber utama pendidikan
Hadits
Fi’liyyahsebagai sumber utama pendidikan dalam masalah Ibadah:
عَنْ
مَالِكِ بْنِ الْجُوا َيْرِثِ قَالَ: قَالَرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلُّوا
كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلِّى. ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
Artinya: “dari
Malik bin Al-Juwairis berkata, “Rosulullah SAW bersabda: “Shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat aku shalat”. (HR.Bukhari)
2.
Metode Pemahaman Hadits-Hadits pendidikan
Contoh hadits yang
menggunakan metode Maudlu’i: dari Abdullah bin Umar, Nabi SAW bersabda:
مَنْ
جر ثوبه خيلاء لم ينظر الله إليه يوم القيامة. قال أبو بكر يا رسول الله إن أحد شقي إزاري
يسترخي إلا أن أتعاهد ذلك منه؟ فقال النبي صلى الله عليه وسلم لست ممن يصنعه خيلاء.( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
Artinya:
“Barang siapa berpakaian panjang hingga menyapu tanah karena kesombongannya,
Allah tidak akan melihatnya pada hari kiamat. Abu Bakar berkata: Wahai
Rosulullah salah satu bagian kainku berjuntai, hanya saja saya sudah terbiasa
dengan hal itu. Nabi SAW bersabda: Engkau termasuk orang yang melakukannya
karena kesombongan.” (HR.Bukhari).
3.
Pengertian Dan Hakekat Pendidikan
Hadits tentang
konsep Pendidikan Karakter :
قَالَ
أُسَامَة بن زيد رضي اللهُ عنهما سَمِعْتُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ يُؤْتَى بِا لْعَالِمِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَيُلْقِى فِى النَّارِ فَتَنْدَلِقَ أَقْتَابُهُ فَيَدُورُ بِهَا
كَمَا يَدُوْرُ الْحِمَارُ بِالرِّحَى فَيُطِيْفُ بِهِ أَهْلُ النَّارِ
فَيَقُولُونَ مَالكَ؟ فَيَقُولُ كُنْتُ امُرُ بِالْمَعْرُوفِ وَلَا اتِيْهِ
وَانْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَأتِيْهِ..(متفق عليه)
Artinya:
“Usamah bin Zaid ra. berkata : saya mendengar Rosulullah SAW., bersabda: akan
dihadapkan orang yang berilmu pada hari kiamat, lalu keluarlah semua isi
perutnya, lalu ia berputar-putar mengelilingi tempat tambatannya. Lalu penghuni
neraka disuruh mengelilinginya seraya bertanya: Apakah yang menimpamu? Dia
menjawab: Saya pernah menyuruh orang pada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak
mengerjakannya, dan saya mencegah orang dari kejahatan tetapi saya sendiri yang
mengerjakannya”. (Muttafaq ‘Alaih)
4.
Manusia Dan Potensi Pendidikan
Hadits tentang
fitrah Manusia:
كل ﻣﻮﻟﻮﺩﻋﻠﻲ ﺍﻟﻔﻄﺮﺓ ﺑﻮﺍﻩﻳﻬﻮﺩﺍﻧﻪ
ﺍﻭ ﻳﻨﺼﺮﺍﻧﻪﺍﻭ ﻳﻤﺠﺴﺎ ﻧﻪ . ( ﺭﻭﺍﻩﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ )
Artinya:
“Setiap bayi yang dilahirkan itu di
atas suci (fitrah), kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia
yahudi, nasrani atau majusi” (H.R Bukhari)
5.
Kewajiban Belajar Mengajar
Hadits tentang
balasan yang diberikan oleh Allah SWTterhadap orang yang menuntut ilmu:
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَرَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ, مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ
عِلْمًا سَهَّلَ الله لَهُ طَرِيقًا اِلَى الْجَنَّةِ. (رواه مسلم والترمذى واحمد وبيهقي)
Artinya: “Abu
Hurairoh meriwayatkan bahwa Rosulullah SAW bersabda, : Siapa yang menempuh
jalan menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah jalan untuknya ke surga”.
(HR.Muslim, Turmudzi, Ahmad dan Baihaqi).
6.
Tujuan Pendidikan
Hadits tentang
Tujuan Pendidikan yaitu untuk kebahagiaan Dunia dan Akhirat:
مَنْ
أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ الْأَخِرَةَ
فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ. ( ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ومسلم )
Artinya:
“Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka ia harus memiliki
ilmunya, dan barang siapa menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka ia harus
memiliki ilmunya dan siapa yang ingin memiliki kedua-duanya, ia harus memiliki
ilmunya”.(HR.Bukhari Muslim)
7.
Subyek Pendidikan : Pendidik dan Peserta Didik
Hadits tentang
Karakter seorang Pendidik haruslah Bersikap Adil:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ أَنْ أَبَاهُ أَتَى بِهِ
إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَا لَ إِنِّي هَذَا غُلَامًا فَقَا لَ أَكُلَّ
وَلَدِ كَ نَحَلْتَ مِثْلَهُ قَالَ لَا قَالَ فَارْجِعْهُ.(متفق عليه)
Artinya: “Dari
Nu'am bin Basyir r.a. bahwa ayahnya datang membawanya kepada Rasulullah SAW dan
berkata:"Sesungguhnya saya telah memberikan seorang budak (pembantu)
kepada anakku ini". Maka Rasulullah SAW bertanya:"Apakah semua anakmu
kamu beri budak seperti ini?"Ayah menjawab:"Tidak".Rasulullah
SAW lantas bersabda: "Tariklah kembali pemberianmu itu". (HR. MuttafaqAlaih).
8.
Lingkungan Pendidikan: Keluarga,Sekolah,Dan Masyarakat
Hadits tentang
Pengaruh Pergaulan terhadap Pendidikan Anak:
وَعَنْ
أَبِى مُوسَىرﻀﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : اَنَّ النَّبِيَّ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ
ﻭﺳﻠﻢﻗﺎﻝ:
مَثَلَ الْجَلِيْسِ الصَّالِحِ السُّوْءِ, كَحَامِلِ الْمِسْكِ, وَنَافِخِ
الْكِيْرِ, فَحَامِلِ الْمِسْكِ إِمَّا أنْ يُحْذِيَكَ, وَاِمَّا أنْ تَبْتَأعَ
مِنْهُ, وَاِمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا طَيِّبَةً. وَنَافِحُ الْكِيْرِ
إِمَّا أنْ يُحْرِقَ ثِيَا بَكَ, وَاِمَّا أنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًا خَبِيشَةً.
(رواه البخاري)
Artinya: Abu
Musa r.a. berkata: Nabi SAW bersabda: “Perumpamaan kawan yang baik dan yang
jelek, bagaikan pembawa misik (kasturi) dengan peniup api tukang besi, maka
yang membawa misik adakalanya memberi tahumu atau anda membeli padanya, atau
mendapat bau harum dari padanya. Adapun peniup api tukang besi, jika tidak
membakar bajumu atau anda mendapat bau yang busuk dari padanya. (HR.Bukhari).
9.
Materi Pendidikan
Hadits tentang
materi pendidikan yaitu Fikih:
وعن
ﻣﻌﺎﻭﻳﺔ ﺭﺿﻲﷲ ﻋﻨﻪ قال: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ : (
مَنْيُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًأ يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ ). متفق عليه
Artinya:
Dari Mu'awiyah ra katanya: "Rasulullah saw
bersabda: "Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh
kebaikan, maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." (Muttafaq 'alaih).
10.
Metode Pendidikan
Hadits tentang
Metode Mendidik yaitu dengan membuat mudah, gembira dan kompak:
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكِ عَنِ ألنَّبِيَّ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ قَالَ يَسِّرُوا
وَبَشِرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا (اخرجه البخاري في كتاب العلم)
Artinya: “Dari
Anas bin Malik dari Nabi Muhammad SAW bersabda: “Mudahkanlah dan jangan
dipersulit dan berilah kabar gembira dan janganlah mereka dibuat lari”.
(HR.Bukhari Fi Kitab Al-Ilmi)
11.
Alat/Media Pendidikan
Hadits tentang
Tulisan sebagai Media Pendidikan:
عَمْرُو
بْنَ مَيْمُونِ الأَودِيَّ قَالَ كَانَ سَعْدٌ يُعَلِّمُ بَنِيهِ هَؤُلَاءِ
الكَلِمَاتِ كَمَا يُعَلِّمُ المُعَلِّمُ الْغِلْمَانَ الكِتَابَةَ وَيَقُولُ
إِنَّ الرَّسُولَ ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ كَانَ يَتَعَوَّذُ مِنْهُنَّ دُبُرَ
الصَّلَاةِ اللهم إِنَّي أَعُوذبِكَ مِنَ الجُبْنِ وَأَعُوذبِكَ أَنْ أَرَدَّ اِلَى
اَرْذَلِ العُمرِ وَأَعُوذبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَأ وَأَعُوذبِكَ مِنْ
عَذَابِ القَبْرِ. (اخرجه البخارى والترمذي)
Artinya: “Dari
Amr bin Maimun al-Audiy berkat Sa’ad mengajarkan beberapa kalimat do’a
sebagaimana seorang guru mengajarkan tulisan kepada anak-anak dn di berkata
bahwa Rosulullah SAW selalu memohon perlindungan dari beberapa kalimat itu
setiap selesai sholat, yaitu Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan
kepada Engkau dari rasa takut, dan aku mohon perlindungan kepada Engkau dari
dikembalikan ke serendah-rendahnya usia (pikun) dan aku mohon kepada Engkau
dari siksa kubur.” (HR.Bukhari dan Turmudzi).
12.
Evaluasi Pendidikan
Hadits tentang Evaluasi dapat dilakukan dengan cara bertanya lansung kepada
Rosulullah SAW:
حدثنا
قتيبة, حدثنا اسماعيل بن جعفر, عن عبد
الله بن دينار, عن ابن عمر قال:ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ, "
ان من شجر شجرة لا يسقط ورقها, وانها مثل المسلم, فحدثونى ما هى؟ فوقع النلس في
شجرة اليوادى, قال: عبد الله ووقع فى نفسى أنها النخلة, فاستحييت. ثم قلوا,"
حدثنا ما هى يا ﺭﺳﻮﻝ ﷲ" قال, " هى النخلة". (رواه البخاري)
Artinya : “menceritakan kepada kami Qutaibat, menceritakan kepada
kami Ismail ibn Ja’far, dari Abdullah Ibn Dinar, dari Ibn Umar, ia
berkata, Rasulullah SAW Bersabda, “ Sesungguhnya diantara pepohonan ada satu
pohon yang daunnya tidak jatuh ke tanah (secara berguguran). Pohon
itu bagaikan seorang muslim. Jelaskanlah kepadaku pohon apaitu? “orangorang
mengatakan pohon itu terdapat di pedalaman. ‘Abdullah Berkata, “dalam
benakku terbetik pikiran bahwa yang dimaksud adalah pohon kurma.
Akan tetapi aku malu menjawabnya. “Orangorang barkata:
“beritahukanlah kepada kami, pohon apakah itu wahai Rasulullah?
Beliau menjawab Pohon kurma.” (HR. Bukhari).
13.
Manajemen Pendidikan
Hadits tentang
Prinsip yang digunakkan dalamManajemen Pendidikan Islam:
ﺣﺪﺛﻨﺎ
ﺳﻨﺎﻥ ﺑﻦ ﻣﺤﻤﺪ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻓﻠﻴﺢ ﺑﻦ ﺳﻠﻴﻤﺎﻥ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻫﻼﻝ ﺑﻦ
ﻋﻠﻲﻋﻦ ﻋﻄﺎء ﻋﻦ ﻳﺴﺎﺭ ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ رﻀﻲ
ﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﷲ ﺻﻠﻰﷲ عَلَيْهِ ﻭﺳﻠﻢ :
ﺇﺫﺍ ﺿﻴﻌﺖ ﺍﻷﻣﺎﻧﺔ ﻓﺎﻧﺘﻈﺮ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ. ﻗﺎﻝ : ﻛﻴﻒ
ﺇﺿﺎﻋﺘﻬﺎﻳﺎﺭﺳﻮﻝ ﷲ ؟ ﻗﺎﻝ: ﺇﺫﺍ ﺃﺳﻨﺪ ﺍﻷﻣﺮ ﺇﻟﻰ ﻏﻴﺮ ﺃﻫﻠﻪ
ﻓﺎﻧﺘﻈﺮ ﺍﻟﺴﺎﻋﺔ.(رواه البخاري)
Artinya : Apabila suatu suatu amanah disia‑siakan, maka tunggulah saa-saatkehancuran. (Abu Hurairah) bertanya: Bagaimana meletakan amanah itu
ya Rasulallah
? Beliau
menjawab “ Apabila
suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya.”(HR.Bukhari)
14.
Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan
Hadits tentang
Sifat Pemimpin yang berwibawa:
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
(رواه البخاري و مسلم)
Artinya: “Setiap
kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya (diminta
pertanggungjawaban) terhadap apa yang dipimpinnya.”(H.R. Bukhori Muslim).
Sabtu, 06 Mei 2017
Pendidikan Islam
Hubungan Islam dengan Pendidikan
Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Selanjutnya kata salima kemudian
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian.[1]
Kata Islam juga dapat diambil dari kata as-silm dan as-salm
berarti perdamaian dan kemanan. Sedangkan secara terminologi disepkati oleh
para ulama’ bahwa Islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia
sejak manusia diturunkan ke muka bumi dan terbina dalam bentuknya yang terakhir
dan sempurna dalam al-Qur’an yang suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa islam adalah suatu
agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rosul-rosul-Nya, yang berisi
aturan-aturan dan norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah,
manusia dengan manusia, dan manusia dengan semesta.[2]
Adapun istilah pendidikan berasal dari kata “didik”
dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, yang mengandung arti
“perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya). Istilah pendidikan pada mulanya
berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak.[3]
Sedangkan secara terminologi, pendidikan menurut Syed Muhammad al-Nuquib al-Attas
adalah suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia.[4]
Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa pendidikan
Islam dapat diartikan sebagai pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
ajaran Islam. Sebagaiman yang tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta
dalam pemikiran para ulama’ dan dalam praktek sejarah ummat Islam.[5]
Ajaran Islam sebagaimana dijumpaidalam Al-Qur’an dan
Haditstelah meletakkan dasar-dasar yang khas tentang berbagai aspek kehidupan,
terutama masalah pendidikan.Lalu, seperti bagaimanakah hubungan antara Islam
dengan masalah seputar Pendidikan?. Menurut pengetahuan saya hubungan Islam
dengan Pendidikan sangat erat karena saat Islam ingin memberikan suatu solusi
terhadap berbagai masalah dalam kehidupan manusia biasanya melalui jalur
pendidikan.
Pembicaraan seputar Islam dan pendidikan tetap menarik,
terutama dalam kaitannya dengan upaya membangun sumber daya manusia Muslim.
Islam sebagai agama dan pandangan hidup yang diyakini mutlak kebenarannya akan
memberikan arah dan landasan etis serta moral pendidikan. Dalam kaitan ini
Malik Fadjar mengatakan bahwa hubungan antara Islam dengan pendidikan bagaikan
dua sisi sekeping mata uang. Artinya, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan
filosofis yang sangat mendasar, baik secara ontologis, epistimologis maupun
aksiologi.[6]
Referensi:
Nafis, Muhammad Muntahibun. 2011. Ilmu Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Penerbit TERAS.
Nata, Abudin. 2013. Metodologi Studi Islam. Depok:
PT Raja Grafindo Persada.
Nata, Abudin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta
Timur: Prenada Media.
Yusuf, Ali Anwar. 2003. Studi Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi. Bandung: CV Pustaka Setia.
[1]Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, PT Raja Grafindo Persada,
Depok, 2013, hlm.62.
[2]Ali Anwar Yusuf, Studi Agama Islam untuk Perguruan Tinggi, CV
Pustaka Setia, Bandung, 2003, hlm. 32.
[3]Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Penerbit TERAS,
Yogyakarta, 2011, hlm.1.
[5]Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Prenada Media, Jakarta Timur,
2003, hlm.161.
Langganan:
Postingan (Atom)